Selasa, 30 April 2013

Bahagia dengan Berbagi ...

Bertahun lalu bahagia buat saya adalah tanda tanya. Yang mana ya titik yg disebut bahagia? Apakah saat dalam dada seperti ada kup-kupu2 dan lonjakan listrik ribuan watt, sehingga kita ingin selalu tersenyum. Jadi murah hati. Melihat smua orang tiba-tiba ganteng dan cantik. Perasaan itu saya dapat jika saya mendapatkan sesuatu yang saya inginkan. Misalnya tiba-tiba dapat komisi besar di kantor, naik pangkat., dan lain-lain. Lalu saya memilih jadi Ibu Rumah Tangga. Nah.. Mana lagi titik yang bisa saya tuju untuk “bahagia”. Anak bisa baca? Prestasi bagus? Klise. Saya tahu. Itu hanya awal kecil, karena hidup gak cuma perlu itu. Titik itu terjawab di BERBAGI. Sejak berjumpa alien Wiro ini, aura BERBAGI kasih benar-benar besar dan menyenangkan. Saat itulah, hingga detik sy menulis ini, saya merasa saya menemukan bahagia hakiki. Tak ada yang tak bisa membuat saya tersenyum. Memiliki listrik jutaan watt di dada. Dan saya selalu merasa, ALLAH memberi saya segalanya. SEGALA KEBAHAGIAAN. Tanpa batas, tanpa syarat. Seperti kekasih yg mendapatkan cinta, dan jatuh cinta padaNYA setiap saat. Itulah yang saya rasakan. Kini saya tahu. Saya bahagia luar biasa. Hanya dengan 1 cara sederhana. BERBAGI dengan hati. Just that. Lakukan sesegera, apa saja, sebisanya, sepenuh jiwa raga, hanya demi cinta kekasih terindah. DIA. Thanks & Regards Dinar Sugiantoro @dinaries

Berbagilah tanpa terlelah ...

Aktif melakukan aksi-aksi sosial kemanusiaan tak membuat para pegiat BERBAGI puas. Mereka pun sudah mendapat kepercayaan dari banyak pihak untuk menyalurkan bantuan-bantuan kemanusiaan ke daerah bencana atau kalangan yang membutuhkan. Itu pun belum memuaskan. Lantas apa yang dicari? “BERBAGI baru akan dikatakan berhasil jika teman-teman terinspirasi untuk melakukan berbagi dimulai dari diri mereka sendiri,” tulis Ina Madjihan, pendiri BERBAGI, dalam surelnya. Lebih lanjut Ina menandaskan, BERBAGI adalah gerakan yang berupa ajakan untuk melakukan kebaikan. Parameter keberhasilannya adalah banyaknya hati yang tergerak untuk melakukan kebaikan. “Jika kemudian kami dipercaya, itu hanya efek samping saja,” katanya. Kegiatan BERBAGI pun ke ujungnya dimaknai bukan lagi pertandingan, capaian, atau pembuktian. “Ini adalah jati diri setiap ciptaan Tuhan,” kata Ina. Seperti matahari yang terus berbagi manfaat dari sinarnya, seperti udara yang berbagi agar manusia terus lestari. “Tuhan saja berbagi,” kata Ina.” Berbagi kesempatan hidup, berbagi nafas, berbagi tiap detak jantung dan tiap tetes darah yang mengalir dalam partikel-partikel tubuh kita.” “Tersanjung tapi berat, menjaga niat agar tetap lurus, menjaga hati agar tidak menjadi sombong terhadap pencapaian,” tuturnya. Menurutnya, penghargaan tertinggi nanti jika niat dan hati tetap terjaga, sebelum penghargaan tertinggi di depan penilaian Alloh SWT. Yayasan Pandawa Nusantara ... Epos For Indonesia ...

Minggu, 28 April 2013

PAY IT FORWARD ...

Saat terlintas keraguan apakah mungkin perbuatan baik yang kecil dan sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan mampu mempengaruhi kehidupan mereka, mungkin Film “PAY IT FORWARD” bisa menjadi pendorong yang memberikan kita semangat untuk selalu tidak jemu-jemu berbuat baik Editkepada orang lain. Kisahnya bercerita tentang seorang anak umur delapan tahun bernama Trevor yang berpikir jika dia melakukan kebaikan kepada tiga orang disekitarnya, lalu jika ke tiga orang tersebut meneruskan kebaikan yang mereka terima itu dengan melakukan kepada tiga orang lainnya dan begitu seterusnya, maka dia yakin bahwa suatu saat nanti dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang saling mengasihi. Dia menamakan ide tersebut: “PAY IT FORWARD” Singkat cerita, Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen adalah mamanya sendiri (yang menjadi single parent), seorang pemuda gembel yang selalu dilihatnya dipinggir jalan dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal. Percobaanpun dimulai : Trevor melihat bahwa mamanya yang sangat kesepian, tidak punya teman untuk berbagi rasa, telah menjadi pecandu minuman keras. Trevor berusaha menghentikan kecanduan mamanya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada dirumah mereka, dia juga mengatur rencana supaya mamanya bisa berkencan dengan guru sekolah Trevor. Sang mama yang melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang mama mengucapkan terima kasih, Trevor berpesan kepada mamanya “PAY IT FORWARD, MOM” Sang mama yang terkesan dengan yang dilakukan Trevor, terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi ke rumah ibunya (nenek si Trevor), hubungan mereka telah rusak selama bertahun-tahun dan mereka tidak pernah bertegur sapa, kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan diantara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, si anak berpesan :”PAY IT FORWARD, MOM” Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan menerima dirinya kembali, meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar segerombolan orang untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika para pengejarnya sudah pergi, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek berpesan : “PAY IT FORWARD, SON”. Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan nomor antriannya di rumah sakit kepada seorang gadis kecil yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis kecil begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, si pemuda berpesan kepada ayah si gadis kecil : “PAY IT FORWARD, SIR” Ayah si gadis kecil yang terkesan dengan kebaikan si pemuda, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya terkena kecelakaan pada saat sedang meliput suatu acara, saat si wartawan berterima kasih, ayah si gadis berpesan:”PAY IT FORWARD” Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis, bertekad untuk mencari tau dari mana asal muasalnya istilah “PAY IT FORWARD” tersebut, jiwa kewartawanannya mengajak dia untuk menelusuri mundur untuk mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrian nomor rumah sakit, nenek yang memberikan tempat persembunyian, putri si nenek yang mengampuni, sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut. Terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Trevor, Si wartawan mengatur agar Trevor bisa tampil di Televisi supaya banyak orang yang tergugah dengan apa yang telah dilakukan oleh anak kecil ini. Saat kesempatan untuk tampil di Televisi terlaksana, Trevor mengajak semua pemirsa yang sedang melihat acara tersebut untuk BERSEDIA MEMULAI DARI DIRI MEREKA SENDIRI UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG-ORANG DISEKITAR MEREKA agar dunia ini menjadi dunia yang penuh kasih. Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat akan menolong teman sekolahnya yang selalu diganggu oleh para berandalan, selesai penguburan Trevor, betapa terkejutnya sang Mama melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul di halaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berduka cita terhadap kematian Trevor. Trevor sendiripun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan penuh kasih kepada orang lain. Mungkinkah saat kita terkagum-kagum menikmati kebaikan Tuhan di dalam hidup kita, dan kita bertanya-tanya kepada Tuhan bagaimana cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepadaNya, jawaban Tuhan hanya sesederhana ini: “PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU (Teruskanlah itu kepada orang lain yang ada disekitarmu)” Read more: http://www.resensi.net/pay-it-forward/2010/03/#ixzz2Ro8GaRza

Ibuku Pahlawanku ...

Sahabat, siapa diantara kita yang tidak pernah memiliki ibu. Setiap kita pasti memilikinya, meski mungkin ada yang ibundanya telah meninggal. Berikut ini adalah cerita yang dituturkan oleh saudara Ahmad. Di siang hari yang sangat indah dan cerah sekali secerah perasaan hatiku yang berbunga-bunga, aku berencana untuk berangkat ke bawah untuk internetan di depan ruang SGI. Singkat cerita aku pun duduk di sana dan membuka laptop yang berwarna putih itu, kemudian aku pun mulai mengetik di laptopku tersebut. Berapa menit aku duduk disana, aku tidak menyadari bahwa di sampingku itu ada seorang anak SMAT Ekselensia yang sedang dijenguk oleh Ibunya. Ketika 10 menit berlalu asalnya aku tidak memperhatikannya, tapi tak tau kenapa hatiku menyuruh untuk memperhatikan si anak dan ibunya tersebut, dan aku pun memperhatikannya tanpa diketahui oleh mereka. Menit silih berganti dengan menit aku melihat Ibu itu terus berbicara sambil mengusap rambut anak karena mungkin sudah lama tidak ketemu sehingga sang ibu tidak henti-hentinya mengelus rambut anak kesayangannya itu dan rasa kangen yang menghantuinya untuk bisa cepat-cepat ketemu dengan anak kebanggaanya kemudian terwujud keinginannya itu. Lama kelamaan aku perhatikan di dalam percakapan tersebut sang anak menangis aku tak tau alasannya kenapa bisa menangis, tapi aku beranggapan karena sang anak juga kangen banget sama orang tuanya terutama Ibunya. Di dalam kondisi menangis sang Ibu masih terus mengelus rambutnya dan sambil menenangkan hati anak kebanggaanya itu, walaupun agak lama anak itu menangis akhirnya dia pun berhenti dari tangisannya. Spontan aku teringat wajah-wajah orang yang selalu menyayangi dan mencintaiku setulus hati yaitu orang tuaku terutama Ibu yang telah melahirkan, menyusui dan membesarkan diriku hingga sampai saat ini. Aku berfikir banyak sekali perkataan dan perbuatan yang selalu menyakitimu, maafkanlah dosa anakmu yang tak tau diri ini yang tiap detik, menit bahkan jam selalu melukai perasaanmu, Ibu maafkanlah dosa anakmu yang hina ini dan jasamu gak bisa dibalaskan harta bahkan dunia seisinya sebagai gantinya. Aku pun ikut sedih dan rasanya hatiku ingin ikut menangis, ingin rasanya aku meneteskan air mata dan menangis tersedu-sedu dipangkuanmu tapi aku tahan dan semua itu tidak mungkin. Aku sayang dan rindu padamu Ibu, I Love You Forever. Aku persembahkan lagu dari Hawari untukmu Ibuku sayang….

Jumat, 19 April 2013

Menjadi Orang Paling Kaya

'Ridhalah dengan apa yang dibagikan Allah SWT untukmu, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya.'' (HR Turmudzi). Penggalan hadis Rasulullah SAW di atas merupakan bentuk nyata betapa susahnya menumbuhkan rasa qanaah atau merasa cukup. Hadis itu mengandung maksud orang paling kaya adalah mereka yang qanaah atas apa pun pemberian Allah SWT. Betapa positif dan bermartabatnya hidup ini bila seseorang selalu merasa ridha dan cukup dengan segala kondisinya. Dengan qanaah, yang sedikit akan menjadi banyak dan yang banyak akan menjadi berkah. Kesenangan tidak akan sempurna dan nikmat tidak akan menjadi besar kecuali dengan memutuskan angan-angan memiliki seperti yang dimiliki orang lain. ''Himpunlah rasa putus asa terhadap apa-apa yang ada di tangan manusia.'' (HR Ibnu Majah). Sikap tidak menerima atas apa yang telah dimiliki, hanya akan menguras keterkaitan hati dengan Allah SWT. Akibatnya, kehidupan yang sebenarnya tidak akan bisa dirasakan. Sementara kehidupannya menjadi tidak tertata. Ridha dengan pemberian, mensyukuri pemberian Allah SWT, dan menginvestasikannya untuk hal yang bermanfaat, maka inilah sebenarnya yang disebut kaya nan mulia. Allah SWT berjanji kepada orang yang hatinya dipenuhi keridhaan akan memenuhi hatinya dengan kekayaan, rasa aman, penuh dengan cinta, dan tawakkal kepada-Nya. Sebaliknya, bagi yang tidak ridha, hatinya akan dipenuhi dengan kebencian, kemungkaran, dan durhaka. Pantaskah sebagai seorang hamba mengaku kekurangan, sementara pada waktu yang sama, kita masih memiliki akal. Andai kata akal itu dibeli orang atau menukarnya dengan emas dan perak sebesar gunung, kita pasti enggan menerimanya. Kita memiliki dua mata yang sekiranya dibayar dengan permata sebesar Gunung Uhud, pasti tidak rela. Saat ini banyak orang enggan mengakui dan menyebut dirinya orang paling kaya. Kekayaan hanya mereka ukur dengan materi, banyaknya harta, dan pangkat yang tinggi. Bersyukurlah atas nikmat agama, akal, kesehatan, pendengaran, penglihatan, rezeki, keluarga, penutup (aib), dan nikmat lain yang tak terhitung. Sebab, di antara manusia itu ada yang hilang akalnya, terampas kesehatannya, dipenjara, dilumpuhkan, atau ditimpakan bencana. Kini saatnya untuk menyadari bahwa kita sebenarnya adalah orang yang paling kaya. Caranya dengan selalu qanaah dan merasa ridha. Bersyukur dengan apa yang kita miliki, sehingga hidup lebih bermakna, berkah, serta lebih berarti. Jadikanlah keridhaan itu dengan mengosongkan hati dari berbagai sangkaan dan membiarkannya hanya untuk Allah SWT. (Nur Kolis Mughni, Republika - Hikmah )

Indah Pada Waktunya ..

Kehidupan memang tak satu warna !!. Adakala saat warna indahnya menyapa kita dan membawa suasana hati begitu berseri bahagia, melarutkan nuansa jiwa ke dalam ujian kenikmatan tiada tara dan terkadang tanpa sadar sering membuat kita terlena, terlalu sumringah tertawa bahkan lupa untuk mensyukuri, berterimakasih kepada yang Maha memberi karunia, Allah swt. Namun lain halnya bila warna berbeda bertamu dalam kehidupan kita, kadang ia berwujud masalah yang tiada kunjung reda, ujian kepahitan hidup yang membuat hati seakan redup, dan tak jarang menghantarkan manusia ke titik terendah dari keyakinan untuk bertahan hidup, terperosok jatuh ke dalam jurang keputusasaan, terluka batin mengenal makna eksistensi diri, dan sungguh !! inilah yang sering terlihat oleh kasat mata kita belakangan ini. Di berbagai media yang berkisah tentang nilai kemanusiaan yang tak lagi berarti, menganggap Tuhan tak lagi peduli dan akhirnya memilih mati sebagai solusi. Padahal setiap warna kehidupan yang silih berganti kita lalui adalah warna-warna cinta dari Maha memiliki cinta yang harusnya membuat kita semakin mengerti akan arti hidup, bijak menyikapinya dan pandai mensyukuri agar semua wujud dari kasih sayang Ilahi ini nanti berbuah manis dan mengantarkan langkah kaki bergegas menjemput hikmah yang terkandung di dalamnya.

Bangga Menjadi INDONESIA

Menjadi bagian dari kebanggaan bangsa Indonesia adalah anugerah terindah .Terlepas dari berbagai masalah yang telah mendera begitu memprihatinkan,yang telah menerpa berbagai sendi kehidupan bangsa.Bagian yang menjadi masalah pokok bangsa ini adalah kualiatas sumber daya manusianya,di samping itu sistem kenegaraan yang terlalu lama didiamkan sedemikian salahnya.Sehingga semakin sulit untuk dibenahi agar lebih baik dan memperbaiki keadaan bangsa.Yang paling menjadi sorotan utama saat ini adalah serangkaian kasus korupsi yang tidak diselesaikan sampai tuntas,sehingga para pelaku yg sudah diproses hukum ataupun belum menjadi begitu nyamannya mencuri paksa kekeyaan bangsa.Belum lagi fenomena kekerasan yang semakin meluas dari kalangan birokrasi hingga kalangan bawah bangsa ini,menjadikan masalah bangsa semakin kompleks dan rumit.Menjadi sebuah pilihan yang patut dilakukan oleh setiap elemen bangsa untuk berkontribusi nyata bagi kebaikan bangsa dan Negara.Kita patut optimis bahwa bangsa Indonesia mampu bangkit dan lebih baik,karena kita cinta dan bangga menjadi bagian dari Bangsa Indonesia.