Jangan menuntut pasangan anda untuk memahami anda, tetapi mulailah dari anda untuk memahami perasaan dan keinginan pasangan anda. Jangan menuntut pasangan anda untuk melakukan sesuatu yang terbaik bagi anda, tetapi mulailah dari diri anda dengan melakukan hal-hal yang terbaik untuk pasangan anda. Saling menuntut hanya berujung kepada kekecewaan, namun saling memberi akan berdampak menyenangkan diri dan pasangan anda.
Ketika melihat ada sesuatu yang tidak pada tempatnya dilakukan oleh pasangan anda dan anda tidak berkenan dengan perbuatan tersebut, mulailah dengan interospeksi diri sendiri. Adakah kesalahan atau ketidakbaikan yang anda lakukan selama ini sebagai sebuah investasi sehingga pasangan andapun melakukan hal yang sama ? Setelah itu sampaikanlah perasaan tersebut secara baik kepada pasangan anda, dan berhati-hatilah dalam menyampaikan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Jika anda ingin dibantu oleh isteri anda menyelesaikan beberapa pekerjaan, mulailah dengan membantu pekerjaan isteri anda. Jika anda terbiasa membantu pekerjaan isteri, maka isteripun akan dengan sangat ringan dan bergembira membantu beberapa pekerjaan anda tanpa diminta. Namun jika anda bergaya juragan yang hanya mengenal kata perintah, maka kalaupun isteri mengerjakan perintah anda akan tetapi dengan perasaan yang lebih berat karena anda menempatkannya pada posisi pembantu.
Jika ingin isteri anda bersikap mesra dan romantis terhadap anda, maka mulailah dengan berlaku romantis kepada isteri anda. Perhatikan bagaimana Rasulullah saw mengajarkan pergaulan yang romantis dengan isteri beliau, A’isyah ra. Dari A’isyah, ia berkata :
“Rasulullah saw pernah mambawa segelas minuman, lalu saya minum padahal saya dalam keadaan haidh. Kemudian beliau minum dan meletakkan bibir beliau pada bekas bibir saya. Saya pernah makan daging dari sebuah tulang, kemudian beliau makan daging itu, dan meletakkan mulutnya pada bekas mulut saya itu” (riwayat Muslim, Ahmad dan yang lainnya).
Perhatikan bagaimana Rasul mulia saw membawa segelas minuman –ingatlah : Rasul saw yang membawa minuman— dan A’isyah meminumnya. Kita melihat Rasul saw memulai melakukan kebaikan bagi isterinya. Setelah A’isyah selesai minum, maka beliau saw minum dari gelas yang sama, dengan posisi bibir beliau ditempatkan pada bekas bibir A’isyah di gelas itu. Demikian juga ketika beliau menggigit daging yang melekat di tulang, beliau tepatkan gigitan pada tempat bekas gigitan A’isyah di tulang tersebut.
Luar biasa contoh perilaku Nabi saw, manusia paripurna dan contoh sempurna dalam seluruh aspek kebaikan. Tampak beliau melayani isterinya dengan mengambilkan air minum dalam gelas. Mereka berdua minum satu gelas berdua. Makan daging bersama, dan mengambil dari tulang yang sama. Ini adalah contoh perbuatan-perbuatan yang bisa jadi dianggap ringan dan sepele di mata manusia pada umumnya, akan tetapi memiliki pengaruh dan kontribusi yang besar terhadap kehidupan rumah tangga.
Sikap romantis Nabi saw ini maujud dalam aplikasi. Beliaulah yang mencontohkan terlebih dahulu. Nabi saw tidak berharap A’isyah yang akan memberikan contoh perilaku romantis, akan tetapi beliaulah yang mengambil inisiatif melakukan terlebih dahulu.
Sangat bagus apabila suami dan isteri bersama-sama memiliki kesadaran untuk memulai kebaikan dari dirinya. Dengan demikian suasana yang tercipta adalah berlomba menunaikan kewajiban, memberikan bantuan kepada pasangan, dan menciptakan kebersamaan yang hangat. Bukan suasana menuntut hak, menunggu kreativitas dari pasangan, dan berharap orang lain memberikan sesuatu kebaikan kepada dirinya.
Mulailah melakukan kebaikan, jangan menunggu……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar