"Nak, bangun. udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja, "Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah. "Ibu sayang. ga usah repot-repot Bu, aku dan adikku udah dewasa" pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca. Orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ... tapi entahlah..
Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya,"Bu, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ? "Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana . Terbata-bata Ibu berkata, "Tiba- tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri "Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing. Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya? Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab, " Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu. Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagai mana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kalibinar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua. "Lagi-lagi aku hanya bisa berucap, "Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu. "Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk "cuti" dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun.
Pukul 3 dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi. Ah, maafkan kami Ibu . 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah? " Nak. bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. "Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan," Terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu.". Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu,Ibu. ..Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu. Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat " aku sayang padamu. ", namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah.
Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita. Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada. Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.
Wallaahua'lam
"Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu., dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil.
Titip Ibuku ya Allah..
cerita ini sy dapet dari mail tetangga sebelah.. aNNa, makasih ya! ceritanya begitu terharu sekaligus menginspirasi Rie buat lebih baik lagi.... untuk ibu kita...
Rabu, 29 April 2009
Selasa, 07 April 2009
PELAJARAN BERHARGA
. Pelajaran Penting ke-1
>
> Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang Profesor
> memberikan quiz mendadak pada kami. Karena kebetulan cukup menyimak semua
> kuliah-kuliahnya, saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz, sampai
> pada
> soal yang terakhir.
>
> Isi Soal terakhir ini adalah : Siapa nama depan wanita
> menjadi petugas pembersih sekolah ?.
>
> Saya yakin soal ini cuma 'bercanda'. Saya sering
> melihat perempuan ini. Tinggi,berambut gelap dan berusia sekitar 50-an,
> tapi
> bagaimana saya tahu nama depannya... ? Saya kumpulkan saja kertas ujian
> saya,
> tentu saja dengan jawaban soal terakhir kosong. Sebelum kelas usai,
> seorang
> rekan bertanya pada Profesor itu, mengenai soal terakhir akan
> 'dihitung' atau tidak.
>
> 'Tentu Saja Dihitung !!' kata si Profesor.
>
> 'Pada perjalanan karirmu, kamu akan ketemu banyak
> orang. Semuanya penting!.
>
> Semua harus kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma
> dengan sepotong senyuman, atau sekilas 'hallo'!
>
> Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian tahu, bahwa
> nama depan ibu pembersih sekolah adalah 'Dorothy'.
>
>
> 2. Pelajaran Penting ke-2 Penumpang yang Kehujanan
>
> Malam itu , pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita
> negro rapi yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama .
>
> Ia nampak mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras,
> yang hampir seperti badai. Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan
> perempuan ini sangat ingin menumpang mobil.
>
> Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba menghentikan setiap
> mobil yang lewat.
> Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda bule, dia
> berhenti untuk menolong ibu ini.
>
>
>
> Kelihatannya si bule ini tidak paham akan konflik etnis
> tahun 1960-an, yaitu pada saat itu.
>
> Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro selamat hingga
> suatu tempat, untuk mendapatkan pertolongan, lalu mencarikan si ibu ini
> taksi.
>
> Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si ibu tadi bertanya
> tentang alamat si pemuda itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih
> pada si pemuda. 7 hari berlalu, dan tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini
> diketuk Seseorang.
>
> Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah
> televisi set besar berwarna (1960-an !) khusus dikirim kerumahnya.
>
> Terselip surat kecil tertempel di televisi, yang isinya adalah : 'Terima
> kasih nak, karena membantuku di jalan Tol malam itu. Hujan
> tidak hanya membasahi bajuku, tetapi juga jiwaku.
>
> Untung saja anda datang dan menolong saya. Karena
> pertolongan anda, saya masih sempat untuk hadir disisi suamiku yang sedang
> sekarat...hingga wafatnya. Tuhan memberkati anda,karena membantu saya dan
> tidak mementingkan dirimu pada saat itu' Tertanda Ny.Nat King Cole.
>
> Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi negro tenar thn.
> 60-an di USA
>
>
> 3. Pelajaran penting ke-3 :Selalulah perhatikan dan ingat,
> pada semua yang anda layani.
>
> Di zaman eskrim khusus (ice cream sundae) masih murah,
> seorang anak laki-laki umur 10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan
> duduk di meja.
>
> Seorang pelayan wanita menghampiri, dan memberikan air
> putih dihadapannya. Anak ini kemudian bertanya 'Berapa ya,... harga satu
> ice cream sundae?'
>
> katanya. '50 sen...' balas si pelayan. Si anak
> kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung dan mempelajari koin-koin
> di
> kantongnya.. ..
>
> 'Wah... Kalau ice cream yang biasa saja berapa?'
> katanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang duduk di meja-meja lain
> sudah mulai
> banyak... dan pelayan ini mulai tidak sabar. '35 sen' kata si pelayan
> sambil
> uring-uringan. Anak ini mulai menghitungi dan mempelajari lagi koin-koin
> yang tadi dikantongnya. 'Bu... saya pesen yang ice cream biasa saja
> ya...'ujarnya. Sang pelayan kemudian membawa ice cream
> tersebut, meletakkan kertas kuitansi di atas meja dan terus melengos
> berjalan.
>
>>Si anak ini kemudian makan ice-cream, bayar di kasir, dan pergi.
>
> Ketika si Pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan
> meja si anak kecil tadi, dia mulai menangis terharu.
>
> Rapi tersusun disamping piring kecilnya yang kosong, ada 4
> buah koin 10-sen dan 10 buah koin 1-sen. Anda bisa lihat... anak kecil ini
> tidak bisa pesan Ice-cream Sundae, karena tidak memiliki cukup untuk
> memberi
> sang pelayan uang tip yang 'layak'..... .
>
>
> 4. Pelajaran penting ke-4 - Penghalang di Jalan Kita
>
> Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang
> menempatkan sebuah batu besar di tengah-tengah jalan. Raja tersebut
> kemudian
> bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu dari
> jalan.
>
> Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba
> ditempat, untuk berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang
> datang, kemudian memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan
> dari
> rintangan.Tetapi tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan dengan
> menyingkirkan batu itu.
>
> Kemudian datanglah seorang petani, yang menggendong banyak
> sekali sayur mayur. Ketika semakin dekat, petani ini kemudian meletakkan
> dahulu , dan mencoba memindahkan batu itu kepinggir jalan.
>
> Setelah banyak mendorong dan mendorong, akhirnya ia
> berhasil menyingkirkan batu besar itu.
>
> Ketika si petani ingin mengangkat kembali sayurnya,
> ternyata ditempat batu tadi ada kantung yang berisi banyak uang emas dan
> surat
> Raja. Surat yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau
> menyingkirkan batu tersebut dari jalan.
>
> Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak
> pernah bisa mengerti.
>
> Bahwa pada dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan
> yang bisa dipakai untuk memperbaiki hidup kita.
>
>
> 5. Pelajaran penting ke-5 - Memberi, ketika dibutuhkan.
>
> Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan yang
> bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil
> yang bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat
> jarang.
>
> Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria
> kecil yang berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang
> sama.
> Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit itu..
> Dokter
> kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke anak
> kecil
> ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya kepada kakak
> perempuannya.
>
> Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar, sebelum
> mengambil nafas panjang dan berkata 'Baiklah... Saya akan melakukan hal
> tersebut.... asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku'. Mengikuti proses
> tranfusi darah, si kecil ini berbaring di tempat tidur,disamping kakaknya.
> Wajah
> sang kakak mulai memerah, tetapi Wajah si kecil mulai pucat dan senyumnya
> menghilang. Si kecil melihat ke dokter itu, dan bertanya dalam suara yang
> bergetar...katanya 'Apakah saya akan langsung mati dokter...?'Rupanya si
> kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa, bahwa ia harus
> menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya.
>
>
>
> Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya... .
>
>
> * Bekerjalah seolah anda tidak memerlukan uang,
>
> * Mencintailah seolah anda tidak pernah dikecewakan,
>
> * Menari & nyanyilah seolah tidak ada yang nonton.
>
>
>
> ... DALAM GELAPNYA MALAM, KITA JUSTRU DAPAT MELIHAT
> INDAHNYA BINTANG...
>
>
> Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang Profesor
> memberikan quiz mendadak pada kami. Karena kebetulan cukup menyimak semua
> kuliah-kuliahnya, saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz, sampai
> pada
> soal yang terakhir.
>
> Isi Soal terakhir ini adalah : Siapa nama depan wanita
> menjadi petugas pembersih sekolah ?.
>
> Saya yakin soal ini cuma 'bercanda'. Saya sering
> melihat perempuan ini. Tinggi,berambut gelap dan berusia sekitar 50-an,
> tapi
> bagaimana saya tahu nama depannya... ? Saya kumpulkan saja kertas ujian
> saya,
> tentu saja dengan jawaban soal terakhir kosong. Sebelum kelas usai,
> seorang
> rekan bertanya pada Profesor itu, mengenai soal terakhir akan
> 'dihitung' atau tidak.
>
> 'Tentu Saja Dihitung !!' kata si Profesor.
>
> 'Pada perjalanan karirmu, kamu akan ketemu banyak
> orang. Semuanya penting!.
>
> Semua harus kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma
> dengan sepotong senyuman, atau sekilas 'hallo'!
>
> Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian tahu, bahwa
> nama depan ibu pembersih sekolah adalah 'Dorothy'.
>
>
> 2. Pelajaran Penting ke-2 Penumpang yang Kehujanan
>
> Malam itu , pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita
> negro rapi yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama .
>
> Ia nampak mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras,
> yang hampir seperti badai. Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan
> perempuan ini sangat ingin menumpang mobil.
>
> Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba menghentikan setiap
> mobil yang lewat.
> Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda bule, dia
> berhenti untuk menolong ibu ini.
>
>
>
> Kelihatannya si bule ini tidak paham akan konflik etnis
> tahun 1960-an, yaitu pada saat itu.
>
> Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro selamat hingga
> suatu tempat, untuk mendapatkan pertolongan, lalu mencarikan si ibu ini
> taksi.
>
> Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si ibu tadi bertanya
> tentang alamat si pemuda itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih
> pada si pemuda. 7 hari berlalu, dan tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini
> diketuk Seseorang.
>
> Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah
> televisi set besar berwarna (1960-an !) khusus dikirim kerumahnya.
>
> Terselip surat kecil tertempel di televisi, yang isinya adalah : 'Terima
> kasih nak, karena membantuku di jalan Tol malam itu. Hujan
> tidak hanya membasahi bajuku, tetapi juga jiwaku.
>
> Untung saja anda datang dan menolong saya. Karena
> pertolongan anda, saya masih sempat untuk hadir disisi suamiku yang sedang
> sekarat...hingga wafatnya. Tuhan memberkati anda,karena membantu saya dan
> tidak mementingkan dirimu pada saat itu' Tertanda Ny.Nat King Cole.
>
> Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi negro tenar thn.
> 60-an di USA
>
>
> 3. Pelajaran penting ke-3 :Selalulah perhatikan dan ingat,
> pada semua yang anda layani.
>
> Di zaman eskrim khusus (ice cream sundae) masih murah,
> seorang anak laki-laki umur 10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan
> duduk di meja.
>
> Seorang pelayan wanita menghampiri, dan memberikan air
> putih dihadapannya. Anak ini kemudian bertanya 'Berapa ya,... harga satu
> ice cream sundae?'
>
> katanya. '50 sen...' balas si pelayan. Si anak
> kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung dan mempelajari koin-koin
> di
> kantongnya.. ..
>
> 'Wah... Kalau ice cream yang biasa saja berapa?'
> katanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang duduk di meja-meja lain
> sudah mulai
> banyak... dan pelayan ini mulai tidak sabar. '35 sen' kata si pelayan
> sambil
> uring-uringan. Anak ini mulai menghitungi dan mempelajari lagi koin-koin
> yang tadi dikantongnya. 'Bu... saya pesen yang ice cream biasa saja
> ya...'ujarnya. Sang pelayan kemudian membawa ice cream
> tersebut, meletakkan kertas kuitansi di atas meja dan terus melengos
> berjalan.
>
>>Si anak ini kemudian makan ice-cream, bayar di kasir, dan pergi.
>
> Ketika si Pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan
> meja si anak kecil tadi, dia mulai menangis terharu.
>
> Rapi tersusun disamping piring kecilnya yang kosong, ada 4
> buah koin 10-sen dan 10 buah koin 1-sen. Anda bisa lihat... anak kecil ini
> tidak bisa pesan Ice-cream Sundae, karena tidak memiliki cukup untuk
> memberi
> sang pelayan uang tip yang 'layak'..... .
>
>
> 4. Pelajaran penting ke-4 - Penghalang di Jalan Kita
>
> Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang
> menempatkan sebuah batu besar di tengah-tengah jalan. Raja tersebut
> kemudian
> bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu dari
> jalan.
>
> Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba
> ditempat, untuk berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang
> datang, kemudian memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan
> dari
> rintangan.Tetapi tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan dengan
> menyingkirkan batu itu.
>
> Kemudian datanglah seorang petani, yang menggendong banyak
> sekali sayur mayur. Ketika semakin dekat, petani ini kemudian meletakkan
> dahulu , dan mencoba memindahkan batu itu kepinggir jalan.
>
> Setelah banyak mendorong dan mendorong, akhirnya ia
> berhasil menyingkirkan batu besar itu.
>
> Ketika si petani ingin mengangkat kembali sayurnya,
> ternyata ditempat batu tadi ada kantung yang berisi banyak uang emas dan
> surat
> Raja. Surat yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau
> menyingkirkan batu tersebut dari jalan.
>
> Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak
> pernah bisa mengerti.
>
> Bahwa pada dalam setiap rintangan, tersembunyi kesempatan
> yang bisa dipakai untuk memperbaiki hidup kita.
>
>
> 5. Pelajaran penting ke-5 - Memberi, ketika dibutuhkan.
>
> Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan yang
> bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil
> yang bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat
> jarang.
>
> Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria
> kecil yang berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang
> sama.
> Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit itu..
> Dokter
> kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke anak
> kecil
> ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya kepada kakak
> perempuannya.
>
> Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar, sebelum
> mengambil nafas panjang dan berkata 'Baiklah... Saya akan melakukan hal
> tersebut.... asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku'. Mengikuti proses
> tranfusi darah, si kecil ini berbaring di tempat tidur,disamping kakaknya.
> Wajah
> sang kakak mulai memerah, tetapi Wajah si kecil mulai pucat dan senyumnya
> menghilang. Si kecil melihat ke dokter itu, dan bertanya dalam suara yang
> bergetar...katanya 'Apakah saya akan langsung mati dokter...?'Rupanya si
> kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa, bahwa ia harus
> menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya.
>
>
>
> Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya... .
>
>
> * Bekerjalah seolah anda tidak memerlukan uang,
>
> * Mencintailah seolah anda tidak pernah dikecewakan,
>
> * Menari & nyanyilah seolah tidak ada yang nonton.
>
>
>
> ... DALAM GELAPNYA MALAM, KITA JUSTRU DAPAT MELIHAT
> INDAHNYA BINTANG...
>
Langganan:
Postingan (Atom)